assalamualaikum wr wb..
halo guys, semoga yang baca blog nadia dalam keadaan sehat walafiat yaa.. amiiin
kali ini nadia mau nulis cerpen, cerita ini hanya fiksi, jika ada kesamaan nama, kejadian, dan tempat itu hanya kebetulan.. selamat membaca^^
halo guys, semoga yang baca blog nadia dalam keadaan sehat walafiat yaa.. amiiin
kali ini nadia mau nulis cerpen, cerita ini hanya fiksi, jika ada kesamaan nama, kejadian, dan tempat itu hanya kebetulan.. selamat membaca^^
***
Entah apa yang ada di fikiranku saat itu, aku merasa sangat gelisah dan merasa ada sesuatu yang hilang dari hidupku. Aku tau aku telah berpisah dengannya dan mungkin tidak ada lagi kesempatan aku untuk kembali bersamanya lagi, namanya Mario. sosok laki-laki yang dulu pernah sangat membahagiakanku.
Hubunganku saat ini memang kurang baik dengannya, karena kesibukannya yang baru saja mempunyai pekerjaan baru dalam sebulan ini yang membuatku tidak mengetahui lagi kabarnya. Aku selalu berusaha untuk mengetahui apa yang sedang dia lakukan dengan cara stalking seluruh media sosialnya seperti facebook, twitter dan pathnya. Tapi setelah beberapa hari aku tidak menghubungi dan tidak kepoin dia, Mario sms dan meminta pin bb-ku. Dia baru saja membeli hp baru.
Oia, perkenalkan dulu namaku natasha, tapi kebanyakan orang memanggilku dengan sebutan sasa. aku merupakan cewe keturunan belanda tapi mukanya ga terlalu keliatan belanda sih tapi malah banyak yg bilang mirip orang cina. Aku mempunyai wajah yang tidak terlalu jelek dan tidak terlalu cantik, tapi aku sering di bilang mirip yona snsd kw. Karena mungkin bentuk muka, mata, dan rambutnya agak mirip dengan artis internasional tersebut. Saat ini aku kuliah di salah satu perguruan tinggi negri di Jakarta. Dan sekarang aku telah memasuki masa-masa akhirku kuliah.
“sa, minta pin bbnya dong” sms orang yang sangat aku harapkan.
Tidak pernah terbayangkan olehku kalau dia akan menghubungiku lagi dan meminta pin bb ku, berarti dia masih mau berhubungan baik denganku. Karena aku tidak membawa hp jadi aku tidak segera membalasnya. Tp setelah aku melihatnya aku sangat bahagia dan langsung membalasnya.
“248ae99f, cieeee hp bauuuu” aku membalasnya dengan hati yang berbunga-bunga.
“kamu bau bangun?” itu sms balaseannya, mungkin karena aku lama untuk membalas smsnya.
“engga kok, td aku dari kampus hape ini ga bawa, Cuma bawa hp bb” dan sms pun terhenti sampai disitu.
Tidak lama kemudian dia menginvite pin bb ku yang langsung aku terima. Aku sangat merindukannya. Mungkin hanya beberapa minggu tidak bertemu tapi rasanya aku sangat merindukannya. Aku tidak memulai pembicaraan dengannya kerena memang kami sudah sangat jarang berkomunikasi. Tapi saat ingin menuju magrib dia bbm aku.
“sa, nanti kalo udah magrib kabarin ya” karena dia sedang mengerjakan projectnya dan mungkin tidak bisa melihat tv atau hanya ingin di ingatkan, entahlah. Yang aku tau aku sangat bahagia dia memulai percakapan ini.
“iya, sabar ya yoh tinggal 2 menit lagi”
Hanya bertuliskan D dan dia belum membacanya, tidak lama kemudian magrib berkumandang, saatnya berbuka puasa dan aku bbm dia lagi
“udah magrib tuh, selamat berbuka puasa yaaa”
Tidak lama kemudian dia membacanya, dan membalas
“makasih sa, selamat berbuka puasa juga” itu bbm terakhirku hari ini dengannya.
Keesokannya dia tidak memberi kabar lg padaku, atau hanya sekedar menyapa. Tidak sama sekali. Aku sangat kecewa. Tp ya aku harus menahan rasaku. aku merasa aku sangat merindukannya, ingin sekali aku berjumpa dengannya lagi, tapi itu tidak mungkin rasanya. Dan aku mulai stalking twitter Mario.
Saat aku ketik username twitternya @riiomariio
Seketika itu juga dadaku terasa sangat sakit, ya sangat perih. Aku melihat mention dari teman perempuannya yang sedang memamerkan foto mereka berdua dengan bahagianya. Ya tuhan rasanya benar-benar sakit sekali. Sampai tak terasa air mataku keluar dengan sendirinya. Aku masih sangat sangat mencintainya dan masih belum bisa terima jika dia dekat dengan wanita lain. Seketika itu juga aku menghubunginya dan memarahinya. Aku sadar dia bukan siapa-siapa lagi di hidupku, tapi hatiku sangat sakit untuk ku pendam sendiri.
Awalnya dia tidak terima aku memarahinya, tapi akhirnya dia yang mengalah dan menyuruh perempuan itu menghapus tweetnya. Entah apa yang telah dikatakan Mario pada perempuan itu. Meskipun dia telah meminta maaf padaku tapi tetap saja hatiku masih terasa sakit. Tapi aku mencoba untuk tidak memikirkannya lagi.
Seberapapun aku berusaha aku tidak akan pernah menjadi miliknya lagi, ya itu yang selalu aku fikirkan. Tapi aku tidak bisa, aku selalu berfikir tidak bisa. Sampai suatu sore aku menghubunginya lagi, dimana sore yang telah aku harapkan bisa bertemu dengannya karena projectnya sudah selesai. Tapi saat aku menghubunginya dia belum ada di rumah dan masih ada kerjaan yang harus di selesaikan. Dan hari ini aku tidak bisa bertemu dengannya.
Aku sangat kecewa, berkali-kali hatiku berdegup sangat kencang karena rasa khawatir dia sedang bersama siapa dan apa yang sedang dia lakukan.
Akhirnya aku memutuskan untuk bbm dia.
“rioo” sapa ku untuk memulai pembicaraan di bbm.
“iya, maaf hp baru nyala” balasnya setelah sekian lama aku bbm.
“helmnya ga kebeli ya?” aku mencari bahasan yang bisa aku bicarakan dengannya, karena memang sebelumnya aku menitip untuk membelikan helm.
Cukup lama kami membicarakan helm yang akhirnya tidak jadi di belinya karena alasan tidak ada yang cocok dengan harga dan kualitas. Karena memang di tempatnya bekerja menjual diatas harga rata2 jd aku putuskan untuk membelinya di tempat lain.
Cukup banyak kami berbincang lewat bbm sampai aku merasakan kangen yang sangat berat, dan aku benar-benar ingin menemuinya, ingin sekali rasanya aku memiliki dia yang dulu.
Dan akhirnya kami janjian untuk saling bertemu esok hari.
***
Ini hari yang telah ku nanti-nantikan, setelah sekian lama aku tidak pernah berjumpa dengannya lagi akhirnya aku bertemu dengannya. Tidak ada yang banyak berubah dari penampilan Mario, dia masih seperti dulu. Sangat cool dan ramah. Saat melihatku dari kejauhan dia tersenyum padaku, rindu sekali aku dengan senyum khasnya itu. Kami bertemu di sebuah restoran di Jakarta. Kami berbincang-bincang cukup lama sampai akhirnya aku ingin mengungkapkan segala apa yang aku rasakan padanya.
“aku kangen banget deh sama kamu, kenapa sih kamu ga kangen sama aku? Aku ngeselin bgd ya?” pernyataan ku tak sanggup ku tahan untuk mengungkapkan rasa rinduku. dengan nada bercanda aku menanyakan hal itu padanya.
“hahah ada ada aja pertanyaannya” hanya itu yang keluar dari mulutnya. Ya memang dia tidak pernah lagi berbicara kalau dia kangen padaku, walaupun aku sering menyatakan kalau aku kangen padanya.
“padahal setiap hari aku berdoa biar kamu sayang lagi sama aku, tapi kenapa allah ga dengerin doa aku ya. Apa allah udah benci sama aku kali ya” tak terasa aku tidak bisa menahan air mata yang telah menyerbu ingin keluar. Rasanya perih sekali.
“Ga boleh begitu, mungkin allah siapin yang lebih baik untuk kamu” jawabnya dengan nada mengiba karena melihatku menangis
“iya sih, emng tipe cewe kamu kaya gimana? aku maunya kamu aja. Emng kamu benci banget ya sama aku?” aku masih saja tidak putus asa untuk bisa mendapatkan Mario lagi.
“engga sih biasa aja” jawabnya singkat
“aku jelek ya yoh? Atau aku kurang cantik? Kamu maunya aku kaya gimana? Aku sayang kamu aku ga mau kehilangan kamu” wajahku memelas dan mulai deras air mata yang ingin keluar dari mataku.
“ ga tau sa, maaf ya” jawabnya datar dan mulai cuek.
“iya-iya, mungkin kamu masih cape, mungkin aku udah ga pantes untuk kamu. Mungkin emng dari awal kamu Cuma mau mainin aku aja” kataku dengan segala kemungkinan, apa yang membuatnya setega ini padaku.
“tuh kamu mah gitu sih, aku minta maaf buat semua yang udah aku lakuin ke kamu, makanya aku milih pergi biar kamu ga rugi lebih banyak lagi” matanya benar-benar menatapku yang saat ini tidak ada ruang kering karena telah di banjiri oleh air mata yang mengalir.
“aku ga mau kamu pergi. Kenapa kamu ga mau ngasih aku kesempatan lagi? Aku bisa jadi cewe solehah, aku bisa jadi cewe gaul, aku bisa jadi cewe seksi, aku bisa jadi apa aja yoh yang kamu mau. Aku mau kamu, mau bercanda-canda lagi sama kamu, mau perhatian kamu lagi. Tolong aku, aku mohon.” Aku memohon dengan nada serak dan sesengukan, berharap dia kasihan padaku, ya tuhan aku sangat-sangat mencintainya sampai-sampai logikaku tak lagi malu untuk memohon balas cinta dari laki-laki yang sebelumnya tidak pernah aku lakukan.
“ga bisa sa, aku ga bisa maksain perasaan, semoga kamu ngerti” aku menutup tanganku ke mukaku karena tidak percaya apa yang telah dikatakannya itu. Dan menangis sejadi-jadinya.
“yaallah, apa aku bener-bener udah ga ada artinya buat kamu? Apa kalo aku mati juga kamu biasa aja? 3 bulan aja yoh, kasih aku kebahagiaan yang udah ilang, abis itu kamu boleh pergi sejauh-jauhnya dari aku. Aku mohon, kasih kesempatan sedikit aja, kalo kamu udah ga sayang sama aku paling engga kamu punya rasa kasian buat aku” aku nyerocos tiada henti berharap dia mau menerimaku lagi. Yang itu adalah tidak mungkin bagiku.
“kamu kenapa jadi gini sih? Kamu kan cantik sa, banyak yang lebih baik dari aku” katanya dengan wajah pasrah
“gini deh, aku minta tolong aja sama kamu boleh kan?” kataku akhirnya tidak kalah pasrah
“minta tolong apa?” tanyanya dengan mata sendu
“selama 3 bulan ini tolong deketin aku, abis itu kamu boleh pergi, tp kamu janji sama aku untuk bener-bener pergi. Boleh ya? Kita ga pacaran kok” kataku kekeh untuk tetap bisa bersamanya lagi walaupun hanya sebentar.
“kamu kenapa seneng banget di bohongin sih? Kaya gitu kan sama aja bohongin perasaan sa” jelasnya dengan cara meyakinkanku
“gapapa yoh, berlandaskan rasa kasian juga gpp” kataku tanpa aku fikir panjang apa yang akan aku rasakan.
“setelah 3 bulan itu pun ga akan ngejamin apa masalah bener-bener bisa selesai atau engga” katanya menyerah
“tapi selama 3 bulan kamu jangan ganjen-ganjen sama cewe, selalu kasih aku perhatian, sama pura-pura sayang sama aku, pura-pura aja” kataku dengan menyebutkan apa yang aku harapkan
“ga mau sa” katanya singkat
“please yoh, setelah 3 bulan aku bakal pergi selama-lamanya dari kamu” kataku memelas dan memegang tangannya.
“ya terus untuk apa? Knp ga langsung aja?” tanyanya
“apa 3 tahun ini aku bener-bener ga ada artinya? Sampe aku minta tolong kaya gitu aja ga bisa?” kataku sambil meneteskan air mataku lagi yg dari tadi tidak bisa aku tahan.
“itu udah ngebatesin hak aku sa” katanya dengan muka mulai bad mood
“ya allah yoh, Cuma smp 3 bulan aja. Abis itu aku janji aku gabakal cemburu-cemburu, ga bakal ngebatesin hak-hak kamu lagi” kataku meyakinkannya.
“sebulan” katanya singkat
“3 bulan aja ka, anggep aja aku bakal mati setelah 3 bulan itu. Tolong bahagiain aku selama 3 bulan itu” kataku masih dengan air mata yang terus menetes
“sebulan atau engga sama sekali, terserah” katanya yang membuatku sangat kecewa.
“kenapa sih yoh? Kamu jijik bgd sm aku?” kataku akhirnya
“kamunya sa, padahal kalo kamu asik asik aja aku juga bakal biasa aja” katanya dengan nada menekan
“sebulan kepotong puasa, aku ga bisa ketemu kamu sering-sering” kataku memberi alasan.
“3 bulan tp jangan ngebatesin aku, jangan kepo atau stalking” katanya menyerah
“yoh tolong 3 bulan aja, kamu jangan ganjen-ganjen dulu sama cewe. Setelah 3 bulan aku janji kamu bakal hidup tenang. Aku juga bakal ngelepas kamu dengan tenang” kataku tak dapat menahan air mata, yang mungkin saat ini mataku sudah mulai sembab.
“kamu dapet teori penyelesaian masalah ini dari mana sih?” tanyanya
“yoh, aku udah pernah ngisi hari-hari kamu selama 3 tahun lebih. Aku berusaha sebaik mungkin jd pacar kamu, aku ga mau kamu ganjen aja. Tapi masa kamu ga mau bikin aku bahagia, ga mau bikin aku tenang selama 3 bulan ini?” kataku menjelaskan tanpa menjawab pertanyaannya yang aku sendiri tidak tau aku punya fikiran itu dari mana.
Mario diam dan sangat terlihat kalau dia sangan bt dan akhirnya dengan nada berat dia berkata “yaudah”
“dari pada kaya gini, aku ga akan pernah bisa ikhlas, sampai km nikah juga aku ga ikhlas” kataku meyakinkannya.
“iya.” Katanya dengan nada mau ga mau.
“bener?” aku meyakinkan
“hmm” seperti dia tidak ingin bicara banyak lagi denganku.
“makasih yoh” aku mengelap air mataku yang memang sudah bengeb.
“mulainya besok aja ya, aku sekarang udah males. Kita pulang aja” katanya dengan nada lelah.
Mario bangun dari kursinya dan membayar makanan yang td kita pesan. Dan aku mengikutinya dari belakang. Tidak tau apa yang aku rasakan, apa aku harus bahagia karena dia mau memenuhi permintaanku atau aku harus sangat-sangat sedih karena mengetahui kalau aku sudah tidak berarti lagi untuknya. Aku tidak tahu. Yang aku tahu aku akan membuatnya tidak pernah menyesal telah mengenalku. Yang aku tahu aku harus bisa membuat dia mencintaiku lagi. Walaupun kemungkinan itu sangat kecil tapi yang dalam fikiranku aku harus berusaha segimanapun hasil akhirnya nanti. Kalau aku harus pergi, aku akan pergi selama-lamanya dari dia. Aku akan belajar mengikhlaskannya, apapun hasilnya. Yang aku tahu selama 3 bulan ini dia akan bersikap baik padaku, walaupun hanya pura-pura….
Bersambung......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar