Tampilkan postingan dengan label dakwah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dakwah. Tampilkan semua postingan

18 Mei 2014

YA ALLAH, AKU MENCINTAINYA

BISMILAH

Assalamualaikum wr wb

Kali ini nadia mau nulis tentang cinta, tentang jodoh dan sebagainya. Yaa nadia juga ga tau apa-apa sih tentang perasaan yang allah anugrahkan kepada setiap insan manusia itu, tapi kali ini nadia Cuma mau cerita dan mengeluarkan semua fikiran nadia tentang cinta dan jodoh. Selamat membaca :*

Cintaaaaaaa, apa itu cinta? Jika di definisikan mungkin setiap orang mempunyai jawaban sendiri-sendiri tentang cinta. Dan mungkin kalo kita search di google juga banyak banget arti tentang cinta. Aku pun sampai sekarang belum mengerti apa itu cinta, yang nadia tau cinta itu adalah sebuah perasaan yang sangat indah, yang membuat jantung berdetak sangat kencangnya saat melihatnya. Yang ku tahu saat aku melihatnya aku merasakan bahagia dan yang ku tahu hadirnya telah membuatku dekat dengan tuhanku. Yaaaa, itulah cinta, cinta yang saat ini aku rasakan.

Sedangkan jodoh? Kalo menurut nadia sih jodoh berbeda dengan cinta. Jodoh adalah manusia yang dikirimkan allah untuk menjadi pendamping hidup kita untuk selamanya.

Apa jodoh harus dengan orang yang kita cintai? Apa cinta kita pasti berjodoh dengan kita? Allahualam, masalah jodoh, rezeki, kematian itu sudah di tetapkan oleh yang maha kuasa. Alangkah bahagianya bisa berjodoh dengan orang yang kita cintai, tapi alangkah bahagianya juga kalau allah memberikan jodoh yang terbaik untuk kita, jadi intinya kalau kita tidak berjodoh dengan orang yang kita cintai mungkin dia bukan yang terbaik untuk kita. Selalu berhuznuzon lah kepada allah. ^^



Ya allah aku mencintainya, apa perasaan ku salah? Ya allah aku mencintainya, apa yang harus aku lakukan? Aku mengagumi akhlak dan agama lelaki itu. Aku tau aku bukan orang yang sempurna, tapi aku selalu ingin memperbaiki diriku untuk memantaskannya. Aku selalu berharap mendapatkan jodoh yang mulia, dan sedang memuliakan diriku untuknya.

Ya allah aku mencintainya, aku ingin hidup bersamanya. Tapi yang aku tau cinta itu tidak harus memiliki...

Sungguh, ini adalah tugas mulia yang sepeserpun tidak mengharapkan imbalan. Sungguh, ini adalah perasaan yang agung yang tidak bisa dibayar dengan kepemilikan. Sungguh, tugas mulia dan perasaan agung itu adalah MENCINTAI. Aku sadar ketika aku telah mencintai seseorang aku tidak boleh menuntut memilikinya. Karena cinta tidak mengharuskan untuk memiliki.

Kalau memang dia jodohku, walaupun dia berada di langit dan aku berada di bumi, kami pasti akan bertemu <3

Aku tidak akan memaksa allah untuk menjodohkanku dengannya. Mungkin allah tidak mempertemukanku dengannya dalam ikatan pernikahan. Tapi aku yakin allah telah mempersiapkan jodoh terindah yang akan menemaniku dari dunia hingga ke surga. 


Duh maaf ya reader, nadia jadi kebanyakan curhatnya nih. Hehe tapi intinya nadia Cuma mau sharing pengalaman tentang cinta aja sih hihi

Makasih ya udah mau nyempet-nyempetin baca blog nadia.  ^^
wassalamualaikum 

26 Apr 2014

kematian itu pasti datang

Napas terus berdesah dan tidak ada yang tahu kapan jiwa ini menghadap sang pencipta. Namun, sudahkah kita bersiap diri untuk menjelang detik-detik kematian kita? Sudahkan kita menjadi hamba-Nya yang diharapkan? Sesungguhnya maut begitu dekat dengan kita, meski kesenangan dunia sering kali begitu kejammengelabui hati dan pikiran kita :(


Allah SWT berfirman, “sesungguhnya tidak kuciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-ku” (QS Adz-Dzariyat: 56).

Kini, sudahkan kita bertanya pada diri kita bahwa tujuan kita diciptakan di dunia ini hanya untuk menyembahnya?

kali ini nadia akan menceritakan dua cerita yang akan di cabut nyawanya. mari di simak ^^

Di zaman dulu kala, ada seorang raja merasa bangga dengan banyak harta, tentara, dan pembantu yang dimilikinya.
Suatu hari, sang raja bertamasya dengan diiringi para tentara dan pembantunya ke tempat peristirahatan. Ditengah jalan, ia dicegat oleh malaikat maut dalam wujud seorang lelaki berbaju kumal dan berambut kusut.
“Berhentilah!” kata malaikat maut kepada iring-iringan raja. “Aku hendak berbicara kepada raja.”
“”hari ini raja tidak mau berbicara kepada siapapun, juga kepadamu,” kata tentara sambil menghalanginya menghadap raja.
Melihat mereka terus menghalanginya, ia mengaku bahwa ia adalah malaikat maut sambil terus berjalan menghadap raja.
“aku adalah malaikat maut yang datang untuk mencabut nyawamu,” katanya kepada raja.
Tubuh raja gemetaran karena takut. Ia berkata, “berilah aku waktu sampai aku pulang ke rumahku. Akan ku kumpuulkan harta, keluarga, tentara, dan para pembantuku. Akan kucaci maki mereka karena telah menghalangiku dalam mempersiapkan diri menyambutmu, dan karena mereka telah melalaikanku dari urusan akhirat dan kewajibanku terhadap tuhanku”.
“oooh.. tidak mungkinitu!” kata malaikat maut sambil mencabut nyawanya.
Raja itupun tersungkur dari kudanya. Seketika, ia pun mati..


kemudian dalam kisah kedua , malaikat maut menemui seorang lelaki shalih.
“Assalamualaikum” ucap malaikat maut.
“wa’alaikumussalam,” jawab lelaki shalih itu.
“siapa anda?”
“aku malaikat maut datang untuk mencabut nyawamu.”
“ahlan wa sahlan,pucuk ditiba ulam tiba. Alhamdulillah,” kata lelaki shalih itu dengan waja penuh gembira.
“cepat cabut nyawaku agar aku dapat melepas beban dari kepalaku. Aku telah lama menunggumu”
“mungkin kau hendak menemui keluargamu karena aku di perintahkan untuk memberimu waktu?”
“aku tidak punya keperluan terhadap mereka. Cepat laksanakan tugasmu, aku ingin segera melihat istana, bidadari dan kedudukan yang telah disediakan allah untuk ku.”
Malaikat maut lalu mencabut nyawanya karena kasihan kepadanya. Dan ia pun mati dalam keadaan siap menghadal allah ta'ala.

Dalam sebuah hadis disebutkan, “siapa yang senang bertemu allah, allah juga senang bertemu dengannya. Siapa yang tidak senang bertemu allah, allah pun , allah pun tidak senang bertemu dengannya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Tidak satupun dari kita yang tahu kapan ajal kita akan menjempuut. Sekarang, ataupun nanti. Dan itu pasti.


Karena kita tidak tahu kapan kita akan mati, sedangkan kematian itu pasti datang, tak ada alasan bagi kita untu kmenunda-nunda perbuatan baikdan meninggalkan segala larangan allah swt. Kita harus segera memulai pembekalan diri dengan amalan-amalan yang baik, yang nantinya akan bisa kita gunakan disaat kita membutuhkannya. Dan bekal yang paling baik yang bisa diandalkan kelak adalah taqwa.

Allah berfirman, “berbekalah, dan sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah taqwa. Dan bertaqwalah kepada-ku, hai orang-orang yang berakal.”

sekian dulu dari nadia, semoga tulisan ini bermanfaat agar kita selalu mempersiapkan diri untuk menghadap sang pencipta.
wassalamualaikum 

9 Mar 2014

siksa neraka yang amat pedih bagi perempuan

assalamualaikum ^^ 

kali ini nadia mau nulis kisah yang mungkin udah pernah kalian denger, tapi disini nadia ingin sekedar sama-sama mengingatkan, terutama sesama muslimah. bahwa sesungguhnya rasul saw sangat sayang pada umatnya terutama pada kaum hawa, semoga share nadia kali ini bermanfaat yaa amiin

suatu hari, Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Rasulullah meninggalkan rumah untuk berkunjung ke rumah Rasulullah SAW. semenjak menikah dengan Ali, Fatimah tidak lagi tinggal bersama rasulullah. Maka sebagai pengobat rindu hati Fatimah dan Ali terhadap Rasulullah, mereka selalu meluangkan waktu untuk mengunjungi sang ayah.

Namun pada kunjungan hari itu mereka mendapati Rasulullah tidak sebagaimana biasanya. Dari luar rumah terdengar suara tangisan Rasulullah yang menyayat hati. Ali dan Fatimah segera masuk ke dalam rumah ingin segera mengetahui apa yang sedang terjadi pada Rasulullah.

Rasulullah sedang duduk termenung di dalam rumah. Tergurat kesedihan yang amat dalam di wajahnya. Air matanya terus meleleh membasahi kedua pipi yang putih bagaikan pualam. Sesuatu yang besar telah terjadi hingga Rasulullah menangis tiada henti.

“Assalamua’alika Ya Rasulallah, Apa yang telah terjadi, ” tanya Ali.
“Wahai ayah, sesuatu apakah yang telah membuat ayah bersedih. Mengapa air mata ayah terus menetes?” sambung Fatimah.
Rasulullah memandang putri dan menantunya, lalu beliau berkata,

“Tadi malam ada seseorang yang mengajakku naik ke langit, Lalu membawaku ke suatu tempat yang sangat mengerikan. Jurang-jurang dalam yang dipenuhi dengan api yang berkobar. Lalu aku melihat orang-orang perempuan dari umatku yang disiksa dengan bermacam-macam siksaan. Begitu dahsyatnya siksaan itu hingga mereka menjerit-jerit kesakitan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis seperti ini”. “Wahai anakku

Diantara siksaan itu, aku melihat perempuan-perempuan yang digantung dengan rambutnya lalu otaknya mendidih”.

“Kemudian aku melihat perempuan-perempuan yang digantung dengan lidahnya, lalu air panas mendidih dituangkan ke tenggorokannya”.

“Di sudut yang lain aku melihat perempuan-perempuan yang diikat kedua kakinya hingga puting payudaranya dan kedua tangannya diikatkan pada ubun-ubunnya, kemudian Allah memerintahkan ular-ular berbisa dan kalajengking untuk menggigit dan menyengat tubuh-tubuh mereka”.

“Tidak hanya itu. Ada lagi perempuan-perempuan yang digantung dengan kedua puting payudaranya”.

“Lalu aku lihat perempuan-perempuan berkepala babi namun tubuh mereka seperti keledai dan telah disiapkan untuk mereka satu juta macam siksaan yang lain”.

“Aku juga melihat perempuan-perempuan yang wajahnya seperti anjing, sedangkan api masuk dari mulutnya dan keluar dari duburnya, lalu malaikat memukul mereka dengan palu-palu dari api”.

Rasulullah diam. Sesekali beliau mengusap air mata yang membasahi pipinya. Lalu bertanyalah Fatimah, “Wahai Ayahku tercinta, Apakah yang telah diperbuat oleh perempuan-perempuan itu? Sehingga mereka harus menerima siksaan yang sangat mengerikan itu?”

Rasulullah menjelasakan, “Wahai putriku, perempuan-perempuan yang digantung dengan rambutnya itu adalah perempuan yang tidak mau menutup rambutnya dari laki-laki yang bukan mahram”. Dia malah bangga apabila ada laki-laki yang terpesona dengan keindahan rambutnya sehingga dia enggan mengenakan kerudung atau jilbab.

“Sedangkan perempuan-perempuan yang digantung dengan lidahnya adalah mereka yang mulutnya sering mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati suaminya”. Istri yang seharusnya bertutur kata yang baik, lemah lembut dan santun terhadap suami, ternyata malah sering melontarkan umpatan, celaan, hinaan dan kata-kata yang kasar. Maka itulah pembalasan yang setimpal dengan perbuatannya.

“Lalu perempuan-perempuan yang digantung dengan puting payudaranya itu adalah perempuan yang menyakiti suami di tempat tidur”. Dia suka menolak ajakan suami di tempat tidur dengan tanpa alasan yang jelas.

“Lalu kenapa dengan perempuan-perempuan yang kedua kakinya diikat hingga puting payudaranya dan tangannya sampai ubun-ubun, lalu tubuhnya digerogoti ular dan kalajengking itu Ya Rasulullah…” tanya Fatimah.

“Mereka adalah perempuan yang tidak mau segera mandi junub setelah suci dari haid dan suka melalaikan shalat”. jawab Rasulullah.

“Bagaimana dengan perempuan-perempuan yang berkepala babi dan bertubuh keledai? Kesalahan apa yang telah mereka lakukan?” tanya Fatimah.

“Wahai Fatimah, mereka adalah perempuan yang suka mengadu domba dan suka berbuat dusta”. Dia sebarkan berita-berita dusta untuk mengadu domba manusia.

“Sedangkan perempuan-perempuan yang yang bertubuh seperti seekor anjing, lalu api dimasukkan ke mulutnya dan keluar melalui duburnya adalah perempuan yang suka mengungkit ungkit pemberian dan suka dengki terhadap kenikmatan yang orang lain” jelas Rasulullah.

Fatimah dan Ali tertegun mendengar cerita yang merupakan kejadian nyata yang dilihat oleh Rasulullah dalam perjalanan Isra’ Mi’raj. Allah sengaja menunjukkan kejadian-kejadian itu kepada rasulNya agar menjadi peringatan bagi seluruh umat, khususnya orang-orang yang beriman.

Di akhir cerita Rasulullah berpesan kepada Fatimah, “Wahai anak perempuanku.. Celaka bagi seorang istri yang menentang pada suaminya” Hadits Riwayat Az Zawajir

nauzubillahminzalik ya allah, semoga kita di jauhi dari siksa neraka yang amat pedih dan senanisa selalu ingin mendekat kepada-Nya amiiin o:( jangan ditunda-tunda lagi kita harus terus menerus memproses diri untuk memperbaiki cara beragama kita selama ini, jangan merasa sudah sempurna kemudian kita berhenti belajar. 

terimakasih sudah berkunjung ke blog nadia, semoga bermanfaat :)
wassalamualaikum wr wb ^^


4 Mar 2014

tidak hanya sekedar menikah

Assalamualaikum ^^

Kali ini nadia mau ngeshare cerita si deni yang menceritakan tentang temannya zen dan menarik untuk aku tulis malam ini di simak yaa ^^

Namanya zen, ia temanku yang allah karuniai paras rupawan. Usianya terbilang muda dengan posisi strategis di salah satu perusahaan milik Negara, wanita mana yang tidak tertarik kepadanya. Bahkan tak jarang seorang ibu atau bapak “menawarkan” putrinya untuk dinikahi zen. Namun seperi biasa, zen mengabaikannya.

Hampir dua tahun saya mengenalnya. Dalam waktu itu pula, kesehariannya hanya ia lewati tidak lebih dari lima lokasi. Kantor tempat ia bekerja, restoran tempat ia makan, toko serba ada di sebrang kantor, lembaga kursus bahasa, dan masjid tempat ia berlama-lama. Entah apa yang di pikirkan dan di lakukannya di masjid itu. Khususnya hari libur, ia bisa habiskan waktunya dengan diam di masjid.

Buku dan majalah bertema social-spiritual menumpuk di salah satu sudut kamarnya. Kadang saya melihat kamarnya terbuka, sedangkan ia tertidur dengan majalah serta buku berserakan di atas tempat tidurnya.
Jika kebetulan saya lewat kamarnya, dan ia sedang mengerjakan sesuatu, ia pasti menawari saya masuk untuk sekedar membicarakan pekerjaan, lingkungan sekitar, dan tak jarang saya pun terpancing untuk menyinggung masalah pernikahan.

Beberapa kali singgunganku ia jawab dengan senyuman kecil, namun waktu itu dirinya merespon dengan jawaban yang berbeda. Ia berkata, “den, ketahuilah, pernikahan itu bukan hanya masalah waktu, tapi juga masalah tanggung jawab.” Tidak ada kalimat lanjutan setelah itu
.
Saya diam, pertanda setuju, tapi sekaligus juga bingung, karena pasti ada makna yang lebih dalam yang zen pahamidari sekedar yang saya mengerti ketika saya mendengarnya. Sungguh ia pendiam pada waktunya, dan bicara tepat pada waktunya pula. Setiap kalimat yang keluar darinya kusangka hasil dari pemikiran yang menjadi prinsip menjalani hidupnya.  Budaya membaca dan takafur yang tinggi, serta aktif bermajlis ta’lim, mungkin yang membuat ia seperti ini.

“Zen, boleh saya tau apa maksud perkataanmu itu?” saya bertanga lebih hati-hati dengan nada menyelidik.
“sebelumnya saya tidak ingin mengupas ini lebih jauh, tapi tidak mengapa untuk kali ini. Saya mohon kepada allah SWT semoga pembicaraan kita ini dinilai mudzakarah”: jawab zen.

“saya pernah punya teman namaya adam, ia meminta doa kepada gurunya ketika ia hendak menikahi kawan santriwati satu pondok. Setelah itu percakapan pun terjadi diantara mereka. Begini cerita lenngkapnya” kata zen. Lalu ia pun bercerita.
“adam itu tidak tahu apa-apa, yang tahu hanya allah” begitulah kalimat yang keluar dari gurunya yang sekaligu pemimpin pondok pesantren di suatu kota di jawa tengah.
Beliau melanjutkan dengan sebuah tamsil, “jika ada sebuah pabrik motor yang telah memproduksi beberapa jenis motor, dan pabrik itu juga memiliki pengetahuan tentang kriteria calon konsumennya, ketika datang calon konsumen, yang lebih tahu motor mana yang cocok untuknya bukan calon konsumennya, melainkan pabriknya.
Calon konsumen hanya mempertimbangkan factor-faktor yang terlihat saja dari beberapa jenis motor yang di pajang. Tapi sebenarnya, pabrik itu telah memproduksi satu jenis motor yang memang di khususkan untuk masing-masing kriteria, termasuk kriteria calon konsumen tersebut.
Namun karena calon konsumen tidak bertanya, motor mana yang pantas untuk dia, pihak pabrikpun diam tidak memberikan saran atas kebutuhannya itu, dan bisa jadi motor yang calon konsumen pilih lebih mahal harganya, sehingga lebih menguntungka bagi pihak pabrik motor”
Tidak lama berselang, putra gurunya yang yang akrab di panggil “Gus” bertanya kepada sendi, yang waktu itu mengantar adam.
“sen, kalau kamu mau menikah kapan?” tanyanya
“insya allah tiga tahun lagi, gus” jawab sendi.

kalau begitu, mulai dari sekarang sampai tiga tahun ke depan, sebaiknya kamu jangan terlalu mikirin perempuan lain kecuali ibumu” saran gus.

“ketika kamu mulai memikirkan lalu mencari langsung calonmu dalam waktu tiga tahun ke depan, kamu akan banyak lupa tugas utamamu. Kamu akan disibukkan dengan seleksi dari satu perempuan ke perempuan lain, dan waktumu untuk mengabdi serta meningkatka taqwamu (yang itu tugas utama manusia) akan otomatis terkurangi.
Padahal jika kamu tetap dengan tugas utamamu, yaitu meningkatkan taqwa, dan mengurangi memikirkan perempuan di dalam hatimu selama tiga tahun kedepan, Allah yang menugaskan kamu meningkatkan taqwa, akan mempersiapkan untukmu sebaik-baiknya perempuan, Tanpa harus kamu melibatkan langsung dan menghabiskan waktu untuk urusan tersebut."
"Jika kamu berhasil, perempuan itu adalah murni dari Allah SWT, tanpa tercampur hawa nafsu rendahmu” kata Gus menatap seolah menerangkan apa maksud dari perkataan ayahnya.
“ketika berlagak tahu menentukan calonmu, kamu seakan-akan seperti datang ke pabrik motor, tanpa Tanya ini dan itu, kamu langsung menentukan pilihan dan membelinya. Apa itu tindakan yang sehat? Tentunya kurang sehat kan?” Gus memang bermaksud menerangkan apa yang dikatakan ayahnya.
“kamu seakan-akan menjadi mulia dengan berhak menilai dan menentukan bahwa ini cocok, yang itu tidak cocok, yang ini jelek, yang itu cakep tapi tidak baik. Waktumu tersedot percuma, padahal belum tentu umurmu belum tentu sampai tiga tahun lagi” ujar Gus.

Kemudian zen pun berkata kembali dengan helaan nafas yang agak dalam, “saya ini tidak terlalu mulia untuk memilih, dan terlalu hina untuk dipilih. Dan saya tidak ingin kehilangan Allah karena sesuatu. Akan lebih baik kehilangan sesuatu karena Allah. Itulah kesimpulanku dari pengalaman temanku.

"Situasi yang sekarang Allah SWT suguhkan dihadapan saya cukup mengundang saya untuk melatih ego diri” Zen melanjutkan.
“Maksudnya?” sayapun memotong
“saya ini anak bungsu, saudara saya sudah berkeluarga semua, dan saya pikir ayah saya sudah tidak sepantasnya untuk terus mencari rizqi di usianya sekarang, dan di lain hal usahanya memang sudah masuk masa decline. Ketika saya diterima diperusahaan ini, saya telah memutuskan untuk ‘mempensiunkan’ ayah saya dan memanjakan orang tua saya seperti mereka memanjakan saya dulu. Mungkin saudara-saudara saya sudah sibuk dengan keluarganya masing-masing. Allah buat saya lahir belakangan, untuk berbuat apa yang tidak diperbuat oleh saudara-saudara saya."

"Melawan ego itu berat, Den, tapi sungguh jalan keselamatan orang itu berbeda-beda. Ada yang dengan kemiskinannya ia selamat, tapi ada juga dengan kekayaannya ia juga selamat. Ada yang dengan bekerja ia selamat, tapi ada juga orang yang dengan ststus menganggurnya ia selamat, karena ia terus mendekatkan diri kepada Tuhannya, yang ia yakini sebagai sumber pengabulan hajatnya untuk bekerja. Jadi di titik mana kamu berada itu bukan hal penting, namun seberapa jauh hubunganmu dengan penciptamu di titik itu, itulah titik pentingnya.

"Maksudmu ada orang yang sudah menikah selamat, tapi ada juga orang yang dengan status singlenya juga selamat. Tergantung apa yang dilakukan pada masing-masing status tersebut. Begitu ya?” saya coba menegaskan.
Zen pun mengangguk, “Tapi ingat, menikah itu memiliki beberapa keutamaan daripada tidak menikah,” zen melanjutkan.
“disisi lain, saya pun baru lewat satu tahun dari usia nabi kita menikah, jadi mungkin masih wajar jika saya mengabaikan ‘penawaran’ dari beberapa orang” kata Zen diakhiri dengan senyuman khasnya.
Saya pun ikut tersenyum, lalu saya menggodanya, “ terus, bagaimana dengan syahwat, bukannya di usiamu sekarang hal itu sedang menggelegak-gelegaknya?”
“Husssh, emangnya lahar menggelegak,” Zen memotong dan melanjutkan, “pernikahan bukanlah obat untuk untuk mengelak dari maksiat kemaluan seperti zina, itu adalah satu bentuk penyempurnaan tuntutan fithrah manusia. Pasangan hidup adalah anugrah, ketentraman adalah anugrah, cinta adalah anugrah, kasih adalah anugrah, sayang adalah anugrah, yang semuanya adalah fithrah yang didambakan oleh setiap manusia, yang ingin mencinta dan dicinta, ingin menyayangi dan disayangi. Namun apabila fitrah masih juga dicemari  oleh nafsu rendah, pernikahan tidak akan mampu mencegah maksiat, hatta sampai empat istri sekalipun. Bahkan kita sering mendengar seorang pria yang sudah beristri masih ‘jajan’ pula dengan perempuan lain? Yang mampu mencegah zina adalah iman di hati dan fikiran. Jika itu dicapai tanpa nikah pun seseorang itu mampu menjauhi maksiat. Puasa mampu mencegah maksiat bukan karena tidak makan dan minum, namun karena keimanan seseorang itu bertambah lalu kuatlah taqwa dan pikiran akhiratnya."

"Hidupku untuk hari ini sekaligus untuk akhiratku, aku lakukan terus yang terbaik tiap hari, karena aku tidak tahu besok atau lusa aku masih ada di sini atau sudah tiada. Sekarang momennya memanjakan orangtua, maka ku khidmahkan diriku untuk itu. Walaupun jika sudah tiba waktunya nanti aku menikah, mereka akan tetap menjadi perhatianku. Bukankah seorang laki-laki itu sepanjang hidupnya untuk menomersatukan ibunya? Dan sisa umur perempuan setelah menikah untuk menomersatukan suaminya? Ah... sungguh indah aturan islam ini,”

"Sungguh, den, saya tidak ingin menikah hanya karena dorongan syahwat. Saya tidak ingin rumah tanggaku berjalan tanpa visi dan rentetan misi. Visiku adalah bertemu Allah SWT dengan ridha dan diridhai, salah satu misinya adalah berumah tangga. Namun ketika kita belum siap bekalnya, misi akan mengaburkan visi,” kata zen.

“Kita mungkin masih melihat, seorang istri keluar tanpa hijab, tanpa merasa berdosa. Begitupun suami tidak merasa bahwa itu adalah bagian dari tanggung jawabnya. Ketidakpekaan seperti ini akibat kurang ilmu. Bagi mereka yang penting nikah, setelah itu berjalanlah seperti air. Tidak ada bengkeljasadi, apalagi ruhani di dalamnya.
Tidak sedikit, dengan adanya pernikahan, hidup seseorang menjadi semerawut, shalat telat bahkan ditinggal, dengan alasan sibuk bekerja, jadi berani menipu, membawa rizqi syubhat bahkan haram ke rumahnya, dan lain-lain. Bahkan saya pernah dengar curhat bahwa dirinya sedang dalam ancaman istrinya. Sungguh aku tidak habis pikir, kok ada dan bisa seorang istri mengancam suaminya, ataupu sebaliknya seorang suami berlaku kasar kepada istrinya? Dan jika ditanyakan alasannya, semua dilakukan dengan alasan untuk keluarga. Mungkin jadi pertanyaan lanjutan, keluarga yang mana? Jawabannya, keluarga yang aktivitasnya didasarkan pada hawa nafsu rendah tadi, keluarga yang berstandarkan gengsi, bukan berstandarkan fungsi.
Untuk mengetahui fungsi masing-masing suami dan istri, tidak ada jalan lain melainkan dengan ilmu yang telah dibawa sempurna oleh nabi kita, Muhammad SAW, dan ilmu itu di dapat ketika kita mau belajar. Oleh karena itu kupersiapkan ilmunya dari sekarang,” kata zen.

:Apalagi jika kita menghubungkannya dengan bagaiman seharusnya mendidik anak, akan lebih kompleks lagi. Habib umar bin hafidz pernah berkata bahwa setiap manusia memiliki kewajiban untuk menjelaskan kepada yang lainnya ihwal amanat Allah yang harus diemban. Namun yang paling berkewajiban dalam hal ini adalah orang tua terhadap anaknya”.
“amanat apa itu zen? Saya memotong.
“menjadi khalifah di muka bumi den. Habib umar melanjutkan bahwa, jika setiap orang tua mengajari anaknya dan mempersiapkan diri mereka untuk memikul amanat ini, dunia akan menjadi tentram dan aman, karena rahmat Allah akan diturunkan kepada mereka. Nah, bagaimana bisa seorang anak mengerti apa arti amanat penciptaannya jika orangtuanya sendiri mengabaikan hal itu?”
“sungguh rumah tangga itu ibarat surga bocor. Surga belum surga sebenarnya. Karena allah SWT telah berfirman bahwa istri-istri itu diciptakan supaya kita tentram. Jika dalam sebuah pernikahan kita tidak menemukan nilai-nilai surga, ada yang perlu di koreksi di dalamnya.
Istri yang kita nikahi nanti tidaklah semulia khadijah, tidaklah setakwa aisyah, dan tidak setabah Fatimah. Justru istri hanyalah wanita akhir zaman yang harus punya cita-cita nmenjadi shalihah. Dan kusadari juga, diriku bukan Muhammad bin Abdullah, bukan pula Ali bin Abi thalib. Aku hanyalah laki-laki yang sedang belajar mengenali dan mencintai kepribadian merekayang mulia, dan berharap ketika aku menikah akan dipasangkan dengan pasangan yang sedang berusaha pula mendekati kepribadian mereka, wanita termulia.

Oh iya, aku punya joke tentang ini” kata zen.
“apa itu?” aku langsung sumringah dan penasaran setelah dari tadimendengar ucapan-ucapannya yang begitu dalam.
“jadi ini tentang dialog si A dan saya ya” kata zen sambil senyum-senyum.
A: “Zen, mau nikah ya?”
Zen: “Insya allah maulah, kan sunnah Rasulullah”.
A:”sudah punya calon?”
Zen: “Alhamdulillah sudah”
A: “ siapa dia?”
Zen: “insya Allah dia adalah perempuan pilihan allah”
A: “mengapa mau nikah sama dia?”
Zen: “”insya allah memilih dia karena allah”
A: “bagaimana nanti ketemunya?””
Zen: “yakin saja, allah punya cara yang tidak pernah kita duga. Percaya saja sama allah.”
A: “lah kapan dong nikahnya?”
Zen: Hmmm… allah mahatahu kok kapan waktu yang tepat dan terbaik”
A: “terus dimana ketemunya?”
Zen: “ tenang… masih di bumi Allah kok, kalau toh memang tidak di dunia insya allah di surga-Nya”
A: “jadi…”
Zen: “serahkan kepada allah saja, niatka untukmenggapai ridha-Nya semata. Insya allah beres”

“whahahhaha…” aku langsung tertawa mendengarnya. “zen… zen… ada-ada saja. Sungguh aku emndapat pengalaman baru. Terima kasih zen.

22 Feb 2014

kemantapan hati untuk berhijab

bismillah

assalamualaikum wahai penghuni surganya allah yang membaca tulisan ini ^^ semoga kita termasuk orang yang selalu menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari yaaa. aamiiin

kali ini aku mau nulis tentang menjalankan aturan allah untuk menutup aurat, perjalanan panjang untuk menutup aurat seutuhnya.. oke kali ini gw mau nulis tentang berproses dalam berhijab, tulisan ini terinspirasi dari tweetnya ka oki setiana dewi yang menceritakan adiknya dalam menggunakan jilbab..
oke kita baca dulu ya tweetnya ka oki ini, chek this out:
1. Mau cerita sedikit sahabat.. tentang adik bungsu sy yg kisahnya sy tulis di buku ke 2 sy
2. Namanya ria. Si bungsu yg lebih senang dipanggil ricis: ria cantik dan manis. Si bungsu yg belum jg berhijab
3. Kami sekeluarga berhijab kecuali Ria. Sementara sy aktif di luaran utk memberi materi hijab. Adik sendiri blm berhijab
4. Dakwah pd keluarga sendiri lumayan sulit juga. Ria hidup dalam lingkungan keluarga berhijab tapi blm jg berhijab
5. What I've to do? Membuat orang lain menyadari betapa indahnya aturan Allah membutuhkan waktu.. berproses.. pelan2
6. Awalnya ria sama sekali tak tertarik. Dia hanya pakai hijab ikut2an kalau kebetulan kami sekeluarga jalan.
7. Selanjutnya dia bertanya pd sy 'boleh nggak kuliah pakai hijab tapi di luaran di buka?' Sy bilang : gpp.. namanya jg belajar
8. Nyaris setahun, hijab itu dilepas pasangnya. Sambil terus dia lihat kakak2 dan ibunya menutup aurat.
9. Semua tentang hijab pun kami sampaikan padanya secara ringan 'cantiik di mata Allah, cantik di mata manusia lhooo'
10. Masalahnya,setiap sy seminar hijab, Ria ga mau ikut. Jadi satu2nya cara, pelan2 ngajaknya sambil mencontohkan damainya bila berhijab
11. Ria tanya lg' kalau aku kuliah pakai hijab, ke mall berhijab, di tempat lain di buka boleh?'. Sy jwb'boleeh' Dlm hati sy kemajuan nih
12. Awal2 berhijab (yg masih lepas pasang itu) Ria pakai celana,baju ketat, 'Boleh ga?' Tanyanya. Sy blg 'boleh.. kan lg blajar'
13. Seiring berjalannya waktu.. pelan2 cara berhijab itu di rubahnya... pelan2 dimana2 hijab dipakainya.. berproses..
14. kalau ada yg tanya boleh ga pakai hijab lepas pasang? Maka jawabannya 'boleh.. namanya lg belajar' sambil terus dibarengi pemahaman.
15. Muslimah yg baik takkan pernah mencibir muslimah lain yg sedang berproses. Jgn berkata 'mending ga usah pake tuh hijab'
16. Muslimah yg sudah lebih paham, akan senantiasa mendampingi, memberi ilmu pelan2 pada mereka yg sedang berproses utk berhijab

nah itu dia tweetnya ka oki setiana, waaah banget jadi teringat dulu pas jamannya masih suka lepas pake kerudung, apa sih yang bikin gw angot-angotan pake jilbab? padahal udah di omelin terus sm papa disuruh pake jilbab tp gwnya bandel..

banyak banget pertimbangan gw buat sepenuhnya menutup aurat, karena pergaulan gw yang ga terlalu banyak yg pake jilbab (ikut-ikutan), masih ngerasa banyak dosa dan belom pantes buat jd islami-islami gitu, terus takut ga dapet job soalnya kan gw kuliah kadang2 kerja untuk event2 yang ga boleh mengenakan kerudung, dan masih banyak lagi pertimbangan2nya. 

jadi gw putuskan untuk kadang-kadang pake kadang-kadang engga, tergantung situasi dan kondisi yang mengharuskan gw pake jilbab atau engga..

sampe pernah di giniin sama temen "nad, sebenernya lo pake jilbab apa engga sih?" dengan ragu2nya gw jawab "iya maunya juga berjilbab, tp belom dapet hidayah, masih angot2an, masih belom pantes, masih banyak dosa" trus temen gw manggut-manggut aja.. haduuuh itu jawaban yang klasik banget sih menurut gw, betapa bodohnya gw, hidayah itu bukan di tunggu tapi di jemput, jadi jangan pake kerudung nunggu hidayah tp kewajiban untuk menutup aurat.
trus gw bilang masih belom pantes karena banyak dosa, kalo di pikir-pikir, nunggu pantes dan ga banyak dosa kapan ya? hahah semakin ga pake jilbab ya semakin numpuk dosanya. iya ga? 
jadi mendingan kita berjilbab yuuk jangan nunggu hidayah dan jangan nunggu pantes, iya kalo hidayah dateng , tp kalo kita udah di jemput dulu sm allah disuruh pulang gmna? :(

nah, trus smp ada yg bilang "mendingan ga usah pake jilbab nad sekalian dari pada angot2an gt, kadang pake kadang engga" dan saat itu gw orang yang ga mau kalah alias ga mau di salah salahin padahal emang salah, gw bilang gini "ya mending gw kadang2 pake kadang2 engga berarti masih ada niatan buat pake jilbab lebih baik dari pd lo, baju anak sd aja masih lo pake" abisnya rada kesel di bilang kaya gt jd ya di ceplosin aja deh.. 
nah kalo yang ini sesuai sm tweetnya ka oki, berjilbab itu proses gapapa namanya juga belajar.. yang pentingkan ada niatan dulu menjadi yang lebih baik dari hari ke hari insa allah..

dan akhirnya saat ini gw yakin buat menutup aurat gw seutuhnya, insya allah doain tetep istiqomah yaa..
kenapa gw memilih untuk berhijab seutuhnya? dalam hati "pokoknya ga mau lepas copot lagi, mau memperbaikin diri, mau ke arah yang lebih baik" yaaap itu niat gw.. 

awalnya gw mau meyakinkan diri gw berhijab karena gw takut akan kematian, ya allah setelah sadar banyak banget dosa, nabi muhammad yang udah di jamin masuk surga aja masih terus-terusan beribadah sama allah, lah gw? selama setengah tahun ini 3 sodara gw meninggal dunia, dan itu yang bikin gw mikir "semua orang pasti bakal meninggal, ga peduli mau anak kecil dewasa atau tua, ga peduli mau kaya atau miskin, setiap orang pasti akan meninggal, kenapa cuma dunia aja yg di pikirin? sementara kita tau kehidupan yang kekal ya di akhirat, bukan di dunia, di dunia ini kita hanya sementara, jd jangan terlena sama gemerlap dunia yang cuma sebentar ini. 
well akhirnya gw meyakinkan diri gw berhijab dan patuh apa yang allah perintahkan keumatnya.. walaupun masih dalam proses penyempurnaan insya allah.

pas temen gw tau, gw udah mau berhijab temen gw juga bilang "gw mau sih berhijab, tapi gw ga mau yang modis2 gt, maunya yang panjang sekalian, tapi nanti kalo gw udah siap hehe" "kalo gw masih berproses, insya allah pelan tapi pasti buat mencari keridhoan allah" yang penting action dulu buat berhijab! yang penting jilbabnya ga usah di buka2 lagi, yang penting nurutin dulu semua perintah allah, yang penting mau terus memperbaiki diri buat dapet ridhonya, insya allah :)

setelah gw berhijab, gw makin ngerasa deket sama allah, lebih tenang, lebih adem, lebih sabar,lebih di lancarkan rezkinya sama allah, yang paling penting lebih mencintai allah dan rasullnya.


sama-sama perbaikin diri yuuuk? mulai dari berhijab karena allah :) jangan sampe menyesal pas di akhirat. nauzubillah min zalik :( jangan tunda hijabmu sampai ajal yang menjemputmu..

belajar dan berproses untuk menjadi yang lebih baik


maaah itu tadi share aku tentang berhijab, semoga kamu yang baca ini menjadi tergoyahkan ya untuk menjadi belajar dan terus belajar menjadi manusia yang di cintai allah dan rasul  :) amiiin sekian dari aku, kurang lebihnya mohon maaf kalo ada kata atau kalimat-kalimat yang kurang berkenan

wassalamualaiku ^^