21 Sep 2014

cerita bersambung: sekenario tuhan part 2

assalamualaikum wr wb

apakabar readers? semoga baik-baik aja yaaa, dan selalu dalam lindungan Allah Swt.. aamiin

kali ini nadia mau ngelanjutin cerita bersambung beberapa waktu lalu.. cek this out^^

cerita ini hanya fiksi belaka alias ngarang, jika terjadi kesamaan nama, tempat dan kejadian itu hanya kebetukan belaka..
***

Udara yang sangat sejuk menyapaku dan menyuruhku segera bangun untuk sahur. Aku mencoba hari pertamaku untuk mendapatkan cinta Mario lagi. Aku bbm dia duluan, sekitar pukul 3.08 am

“selamat sahur J semoga puasa hari ini berkah yaa aamiin” sapaku bersemangat untuk mengawali 90 hari yang sangat berharga ini.

Lama aku menunggu balasan darinya. Fikiran dalam otak-otakku membisikan macam-macam yang terjadi padanya, apakah dia masih marah padaku atas permintaanku semalam, apa dia malah semakin ilfil padaku dan mengganggapku wanita yang gampang, atau apapun itu aku tidak berhenti memikirkannya.

“iya sa, aku td melek sebentar doang untuk sahur terus tidur lagi, ini aku juga bangun buat solat sa, aku bobo lagi ya, masih ngantuk banget” balasnya akhirnya setelah lama aku menunggu.

“iya yoh J selamat istirahat” jawabku

“maaf ya, kamu ga tidur lagi?” tanyanya lagi, mungkin dia merasa bersalah.

“engga yoh, aku lagi ngetik kok. Gapapa” jawabku menenagkan

Engga tau kenapa air mataku menetes tanpa ku sadari. Aku merasa Mario yang dulu pernah singgah di hatiku telah kembali, setelah sekian lama aku tidak mengenalnya lagi. Yang membuat hatiku terasa sakit adalah ini semua hanya pura-pura. Iya pura-pura, dari awal aku memang memintanya untuk pura-pura berlaku baik lagi padaku. Ini konsekuensinya, aku harus bahagia dengan semua kebohongan yang akan terjadi 3 bulan ini.

Aku mulai berfikir, apa saja yang akan aku lakukan selama 3 bulan ini, apa aku bisa membuatnya jatuh cinta lg padaku, aku tidak tahu. Apa langkah awal yang harus aku lakukan, dalam fikiranku aku berfikir aku harus berubah.

Iya aku harus berubah. Bukan perubahan fisik yang akan aku rubah tapi aku akan merubah sifat-sifat yang selama ini kurang ia sukai. Aku tidak akan mau cemburu yang berlebihan kepada wanita-wanita yang belom tentu ada main bersamanya, aku akan belajar berfikir lebih positif, aku tidak akan mudah marah-marah lagi, aku juga tidak akan melarang dia akan bermain dengan siapa-siapa saja, dan aku akan lebih mendekatkan diriku kepada sang maha pencipta. Iya aku ingin berubah menjadi lebih baik lagi. Mungkin dengan aku bersikap baik dan menyenangkan dia mau menerimaku kembali, ya walaupun itu sangat sedikit peluangnya karena aku sudah berjanji untuk meninggalkannya sejauh mungkin setelah 3 bulan ini.

Di hari pertama ini aku bertekad untuk menjadi wanita yang menyenangkan. Tidak akan ada lagi natasa yang egois, mau menang sendiri, cemburuan, emosional, dan manja. Aku ingin menunjukan padanya kalau aku berubah karena aku sangat menyayanginya, iya aku ingin dia tahu kalau aku tidak ingin sekali untuk kehilangan dirinya.

Siangnya dia mulai menghubungiku lagi.

“maaf sa ketiduran, kamu lagi apa?” dengan suara yang terdengar seperti orang bangun tidur di ujung telpon sana

“iya yoh gapapa, aku lagi ngetik aja nih. Kamu lg apa?” aku balik nanya

“aku lagi nntn tv aja, kamu hari ini mau kemana?” tanyanya dengan nada suara yang lebis bersemangat

“ga kemana-kemana kayanya, kamu mau kemana emng?” tanyaku rada bingung

“aku mau minta kontrak kerja dulu nih di kantor. Kan aku udah selesai eventnya.” Katanya menjelaskan

“oh, emng kemaren ga jd minta kontrak kerjanya?”

“engga, kemaren kontraknya blm jadi. Kalo nanti aku pulangnya cepet mau jalan ga?” katanya yang membuat hatiku sangat sangat bahagia

“emm, kalo besok aja mau ga yoh jalannya?” tanyaku, karena aku ga mau ketemu dia hanya sebentar, jadi aku ajak di besok untuk jalan.

“boleh. Yaudah besok kita jalan ya” katanya dengan suara lembutnya yang selalu membuatku kangen dengannya.

“iya yoh, dari pagian ya” kataku dengan mata berlinang

“oke, besok aku jemput. See you yaa” suara ramahnya seolah ingin mengakhiri pembicaraan

“oke see you” sahutku.

Dan air mataku akhirnya turun juga tak tertahankan. Aku harus biasa lagi dengan sikap baiknya ini. Bukan karena sikap baiknya yang membuat aku sangat sedih tapi karena aku teringat kalau semua ini pura-pura. Akhir-akhir ini aku memang mudah sekali menjatuhkan air mata. Aku mulai harus terbiasa dengan perlakuannya. Dan ingin sekali rasanya aku memikirkan kalau yang akan dia lakukan bukan karena kasihan denganku tapi karena memang rasa sayangnya. Tapi mungkin itu butuh perjuangan yang ga gampang untuk membuatnya seperti dulu lagi, yang tulus.

***

Suara adikku membangunkanku untuk melakukan sahur, matahari yang masih jauh dan belum terlihat ingin terbit rasanya membuatku semakin malas untuk beranjak dari kasurku. Akhirya aku paksakan untuk beranjak dari kasur dengan tampang yang masih sangat ngantuk dan langsung menuju kamar mandi untuk cuci muka untuk menyegarkan wajahku, dan aku langsung menuju ke ruang makan yang sudah ada ayah dan ibuku yang sedang bersantap sahur.

Setelah bersantap sahuraku melihat hp kesayanganku dan melihat ada pesan singkat dari Mario.

“udah bangun belum sa? kamu puasa kan hari ini?” itu bbm darinya

“aku baru aja kelar sahur nih, insya allah puasa. kamu sahur pake apa?” tanyaku memperpanjang percakapan di bbmku.

Akhirnya kami berbicara cukup lama di bbm dari mulai dari lauk santap sahur, siapa yang masak, bola yang sedang berlangsung dan di akhiri dengan sama-sama mengerjakan solat subuh bersamaan di tempat yang berbeda.

Aku tidak tidur lagi karena aku sudah tidak sabar dengan petualangan hari ini.

“kamu jemput aku jam berapa nanti?” tanyaku sambil tidak sabar aku menunggunya

“sejam lagi ya, aku siap-siap dulu nih, baru bangun” balasnya dari kejauhan sana

“oke, aku juga siap-siap” kataku dengan langsung menggegaskan aku untuk bersiap-siap menuju petualangan hari ini.

Aku juga belum tau mau kemana kita hari ini, tapi asal pergi dengannya aku rela mau kemana saja. Aku bersiap-siap mandi dan menggunkan baju flannel yang kita beli bersamaan dulu saat kita masih pacaran. Sejam kemudian Mario telah sampai di depan rumahku. Dan yang tidak dapat ku percaya kita menggunakan baju yang sama. Yaampun aku bener-bener ga menyangka kita menggunakan baju yang sama.

Aku ngeliat mukanya yang senyum geli melihatku karena kita kaya cabe dan terong yang pake baju sama. Karena emang mungkin kita bukan pasangan yang romantis, jadi ini kali pertama kita menggunakan baju kembaran.

“hahahah, kok kamu ga bilang sih pake baju ini?” kataku sambil melihatnya dengan wajah yang lucu dan tidak menyangka.

“lah kamu juga ga bilang mau pake baju ini” katanya yang masih saja senym-senyum melihatku.

“yaah, apa aku ganti baju lagi nih ya” kataku akhirnya mengalah

“udah ga usah, aku juga bawa baju ganti lagi kok nih” katanya menyuruhku untuk tidak mengganti pakaianku. Mungkin karena dia memang ingin memakai baju samaan fikirku dalam hati sambil tertawa geli dalam hati.

Akhirnya aku menaiki motor cbr merah kesayangannya dengan perasaan yang sangat bahagia. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke dufan. Sampai dufan kami sudah pukul 11.00 dan sangat ngantri untuk membeli tiket.

Akhirnya hari ini aku bisa melihat senyum dan tawa lepasnya lagi, sepanjang hari ini kami saling bercanda dan tertawa bersama. Tingkah yang sangat membuatku rindu adalah kejahilannya padaku, menyebalkan tapi aku senang, ya sangat senang.

Selesai dari dufan kami merencanakan untuk berbuka puasa di kota tua. Pukul 7 malam kami sudah sampai di kota tua. Suasana kota yang sangat hangat dan ramai di malam hari. Kami makan dan berkeliling dengan penuh candaan dan melihat atraksi-atraksi para pemainseni jalan dengan berbagai atraksinya.

“makasih ya yoh” kataku saat sedang melihat debus yang sedang berlangsung

“makasih kenapa?” katanya menatapku

“makasih, aku bahagia banget hari ini” kataku tersenyum padanya

“iya sama-sama aku juga” katanya sambil mengelus-elus kepalaku.

“hari ini seru banget” kataku

“iya lah perginya sama siapa dulu” katanya dengan nada bangga sambil tertawa ringan

“huu pede” kataku sambil mencubit perutnya.


Setelah sekian lama kami berkeliling-keliling kota tua, akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Iya hari ini akan segera berakhir. Hari yang membuatku bahagia akankah bisa aku dapatkan lagi. Apa bisa aku merasakan hari ini lagi. Rasanya aku tidak ingin segera pulang,  aku ingin mengulang hari ini. Di dalam perjalanan pulang tak terasa aku meneteskan air mataku lagi, aku tidak bisa membayangkan jika Mario pergi selama-lamanya dariku....

Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar