1 Des 2014

cerita bersambung: sekenario tuhan part 3

Apa yang bisa aku paksakan dari perasaan seorang manusia. semakin dia berbuat manis padaku semakin aku tidak dapat menahan rasa sakit ku. Apa yang aku lakukan akan benar. Apa keputusanku untuk memintanya bertahan hingga 3 bulan ini akan membuat aku menjadi lebih ikhlas untuk meninggalkanya atau aku akan semakin sulit untuk melupakanya. aku tidak tahu, yang aku tahu aku sangat sakit. ingin sekali aku mengikhlaskan semuanya. Tapi aku masih takut atau mungkin hanya membutuhkan sedikit waktu lagi untuk mengikhlaskan semuanya.mengikhlaskan sesuatu yang memang bukan untukku.

“Kenapa aku harus segininya ngotot untuk mendapatkan cintanya lagi” pikirku dalam hati.
Akalku mulai menerawang fikiran jernihku.hari ini benar-benar berfikir apakah ini yang aku buat akan benar atau tidak. Yang jelas aku akan terus meneruskan hidupku dengan atau tanpa Mario. apa aku harus menyudahi permainan ini, apa aku harus terus bertahan dengan kepura-puraan ini, apa aku harus menahan rasa sedih ini, atau harus menjalani semua sekenario tuhan ini padaku.

Iya aku harus menjalani semuanya, mungkin ini akan menjadi cerita hidupku yg telah Allah siapkan, cerita yang lebih indah. Aku akan tetep bertahan sampai 3 bulan ini. selama 3 bulan ini aku ingin menjadikanya semua pelajaran, aku akan belajar semakin ikhlas untuk tidak memiliki apa yg aku mau, belajar mengontrol emosi,belajar berfikir positif. Dan aku akan terus belajar untuk menjadi pribadi yang lebih sempurna. Bismillah 3 bulan ini akan tetep ku jalani dengan keyakinan kalau Allah akan memberikanku yang terbaik.:)


Hari ini aku tidak bertemu denganya, dia sedang mengerjakan laporan di kantornya. Aku juga tidak ingin memaksakan untuk selalu bertemu denganku. Tapi yang membuatku bahagia hari ini adalah sikapnya yg selalu memberiku kabar. Dan aku selalu mangingatkanya untuk tidak meninggalkan sholatnya. Aku ingin setelah 3 bulan ini kita menjadi pribadi yang lebih baik.

***
Sudah 5 hari aku dan Mario berkomunikasi layaknya seorang kekasih yang selalu member kabar masing masing. Hatiku masih saja terasa sakit dan masih rapuh rasanya, apa aku harus mempertahankan rasa sakit ini. Aku tau aku tidak bisa memaksakan sebuah perasaan. Aku selalu merasakan pertentangan antara hati dan logika ku. Rasanya aku sudah tidak dapat berfikir dengan jernih lagi.

Hari ini Mario sangat dingin terhadapku, mungkin karena aku telah membuatnya kesal tadi saat kita pergi bersama dengan sikapku yang membuatnya serba salah karena aku sedang bad mod, aku jadi merasa bersalah. Berkali-kali aku minta maaf dan berkali-kali juga aku menangis karena menyesal. Rasanya sakit sekali, mengapa aku selalu mempertahankan rasa sakit ini yang aku sendiri tahu bahwa aku juga berhak untuk bahagia.
Hari ini aku benar-benar ingin menyudahi permainan yang telah aku perbuat. Permainan yang sangat konyol untuk selalu melukai hatiku sendiri. Apa iya aku akan bertahan selama 3 bulan dengan rasa yang perih di dada ini. Rasanya tidak.

Aku sadar bahwa cinta tidak akan bisa tumbuh jika dipaksakan, cinta tumbuh secara alami. Jadi jika memang mario sudah tidak lagi menyayangiku aku harus menerima kenyataan bahwa dia bukan miliku. Iya itu jawaban dari semua rasa sakit ini. Aku ingin menyudahi semua ini. Aku harus menerima semuanya. Aku juga berhak bahagia.

***
“kamu masih marah ya yoh sama aku?” pesan singkat yang aku kirimkan pagi ini untuknya hanya sekedar untuk memastikan kalau dia sudah tidak marah denganku.
“engga” jawaban yang sudah aku pastikan dia sedang berbohong, dia tidak akan membalas pesan sesingkat itu kalau dia tidak marah.
Ya allah aku hanya menyakiti diriku dan dirinya, mungkin hari ini adalah hari yang tepat untuk menyudahi semuanya, karena aku sudah benar-benar tidak sanggup menahan rasa sakit yang selama ini aku rasakan.
“hari ini aku mau ketemu kamu ya yoh? Kamu bisa? Aku janji ini adalah pertemuan kita yang terakhir.” Kataku akhirnya memberanikan diriku untuk mengakhiri semuanya.
“bener? Tapi kamu ga macem-macem lagi kan?” katanya memastikan semuanya akan baik-baik saja.
“iya, nanti sore kamu jemput aku ya” kataku untuk menenangkan hatinya. Tidak lama kemudian dia membalas pesanku tanda setuju kalau nanti sore kita akan bertemu.
Aku sudah benar-benar yakin ini adalah yang terbaik. Aku tidak mungkin memaksakan segala kehendakku harus terwujud, aku harus belajar mengikhlaskan sesuatu yang di takdirkan memang bukan untukku. Hari ini aku berjanji pada diriku sendiri untuk lebih kuat dan tegar. Aku tidak ingin seperti ini terus sementara aku punya keluarga yang harus aku banggakan.

Jam 4 sore Mario telah berada di depan rumahku dengan tampannya, aku ingin melihatnya terus. Karena aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak akan menemuinya lagi. Kemudian aku langsung beranjak menemuinya dan pergi ke salah satu mall terdekat dari rumahku.
“Kita mau makan dimana?” katanya yang sedang menuntun motornya untuk diisi bensinnya.
“dimana yaa, di hokben mau?” kataku dengan nada ragu.
“yakin mau makan hokben?” Mario mengankat alisnya tanda tak percaya, karena dia sangat tahu persis kalau aku sangat tidak menyukai makanan jepang, apapun itu.
“iyaa yakiiiin” kataku meyakinkan.
Hari ini aku ingin memperlihatkan bahwa aku akan melakukan apapun untuk kesenangannya, aku rela memakan makanan yang tidak aku suka. Dan aku ingin membuktikan kalau aku akan melakukan apapun yang dia suka jika itu maunya. Tapi harapan hanya tinggal harapaan saat aku bilang selamat tinggal.
Aku menahan air mataku untuk tidak jatuh di pipiku.
“kamu jaga diri baik-baik yaaa, jangan bolong-bolong solatnya, jangan lupa makan, jaga kesehatan, pokoknya kamu harus jadi yang lebih baik ya yoh, aku akan selalu berdoa untuk kamu untuk yang terbaik untuk kamu. Walaupun nanti aku udah ga ada lagi di samping kamu tp aku akan selalu berdoa supaya allah yang akan ada di samping kamu. Aku akan selalu sayang kamu yoh. Walaupun nanti aku udah ga bisa liat dan ketemu kamu lagi aku akan tetep sayang sama kamu sampai kapanpun.” Aku ngoceh tak henti-hentinya dengan nada yang sendu dengan air mata yang tidak bisa aku bendung lagi.
“aku tau aku salah udah memaksakan kehendak aku untuk bisa sama kamu lagi, tapi aku salah, aku ga bisa mengubah perasaan kamu lagi, yang mungkin kamu udah ga sayang sama aku lagi, aku harus terima” kataku terus berbicara padanya dengan air mata yang selalu aku usap sendiri yang telah jatuh terus membasahi pipiku.
“makasih ya yoh untuk 3 tahun ini, makasih kamu udah pernah mengisi hari-hari aku, makasih atas semua kebaikan kamu selama ini.” Kataku akhirnya dengan mengusap air mataku lagi dan mencoba membendungnya.
“iya sama-sama ya saa, aku minta maaf banget sama kamu kalo kita udah ga bisa seperti dulu lagi” katanya dengan wajah memelas. Dan hanya aku sahut dengan senyuman yang memaksa di bibirku.
“kamu ga usah hubung-hubungin aku lagi yaa, aku akan ngeblock semua pertemanan kita di media social supaya aku bisa ngelupain kamu, kamu juga ga perlu nghubungin aku lagi buat minal aidzin atau apapun, aku udah maafin kamu, jadi aku minta tolong supaya kamu ga ngehubungin aku lagi” kataku dengan berat hati.
Dia hanya terdiam, aku tau bukan ini yang dia harapkan. Tapi kalau kita berhubungan seperti biasa itu hanya akan membuat hatiku makin sakit yang berkepanjangan. Setelah ini aku ingin menata hidupku lagi dari awal tanpa dirinya.
Aku harus kuat. Ya allah aku juga berhak untuk bahagia. Fikirku dalam hati. Aku percaya dan yakin pada pilihan terbaik yang dipilihkan Tuhan untukku. Jika memang jalan perpisahan dengan mario adalah jalan yang terbaik yang telah ditunjukkan dan dipilihkan Tuhan, maka aku akan coba terima dengan ikhlas, dan yakin semua pasti akan indah suatu saat nanti. 

-End-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar