Napas terus berdesah dan tidak ada yang tahu kapan jiwa ini menghadap sang pencipta. Namun, sudahkah kita bersiap diri untuk menjelang detik-detik kematian kita? Sudahkan kita menjadi hamba-Nya yang diharapkan? Sesungguhnya maut begitu dekat dengan kita, meski kesenangan dunia sering kali begitu kejammengelabui hati dan pikiran kita :(
Allah SWT berfirman, “sesungguhnya tidak kuciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-ku” (QS Adz-Dzariyat: 56).
Kini, sudahkan kita bertanya pada diri kita bahwa tujuan kita diciptakan di dunia ini hanya untuk menyembahnya?
kali ini nadia akan menceritakan dua cerita yang akan di cabut nyawanya. mari di simak ^^
Di zaman dulu kala, ada seorang raja merasa bangga dengan banyak harta, tentara, dan pembantu yang dimilikinya.
Suatu hari, sang raja bertamasya dengan diiringi para tentara dan pembantunya ke tempat peristirahatan. Ditengah jalan, ia dicegat oleh malaikat maut dalam wujud seorang lelaki berbaju kumal dan berambut kusut.
“Berhentilah!” kata malaikat maut kepada iring-iringan raja. “Aku hendak berbicara kepada raja.”
“”hari ini raja tidak mau berbicara kepada siapapun, juga kepadamu,” kata tentara sambil menghalanginya menghadap raja.
Melihat mereka terus menghalanginya, ia mengaku bahwa ia adalah malaikat maut sambil terus berjalan menghadap raja.
“aku adalah malaikat maut yang datang untuk mencabut nyawamu,” katanya kepada raja.
Tubuh raja gemetaran karena takut. Ia berkata, “berilah aku waktu sampai aku pulang ke rumahku. Akan ku kumpuulkan harta, keluarga, tentara, dan para pembantuku. Akan kucaci maki mereka karena telah menghalangiku dalam mempersiapkan diri menyambutmu, dan karena mereka telah melalaikanku dari urusan akhirat dan kewajibanku terhadap tuhanku”.
“oooh.. tidak mungkinitu!” kata malaikat maut sambil mencabut nyawanya.
Raja itupun tersungkur dari kudanya. Seketika, ia pun mati..
kemudian dalam kisah kedua , malaikat maut menemui seorang lelaki shalih.
“Assalamualaikum” ucap malaikat maut.
“wa’alaikumussalam,” jawab lelaki shalih itu.
“siapa anda?”
“aku malaikat maut datang untuk mencabut nyawamu.”
“ahlan wa sahlan,pucuk ditiba ulam tiba. Alhamdulillah,” kata lelaki shalih itu dengan waja penuh gembira.
“cepat cabut nyawaku agar aku dapat melepas beban dari kepalaku. Aku telah lama menunggumu”
“mungkin kau hendak menemui keluargamu karena aku di perintahkan untuk memberimu waktu?”
“aku tidak punya keperluan terhadap mereka. Cepat laksanakan tugasmu, aku ingin segera melihat istana, bidadari dan kedudukan yang telah disediakan allah untuk ku.”
Malaikat maut lalu mencabut nyawanya karena kasihan kepadanya. Dan ia pun mati dalam keadaan siap menghadal allah ta'ala.
Dalam sebuah hadis disebutkan, “siapa yang senang bertemu allah, allah juga senang bertemu dengannya. Siapa yang tidak senang bertemu allah, allah pun , allah pun tidak senang bertemu dengannya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Tidak satupun dari kita yang tahu kapan ajal kita akan menjempuut. Sekarang, ataupun nanti. Dan itu pasti.
Karena kita tidak tahu kapan kita akan mati, sedangkan kematian itu pasti datang, tak ada alasan bagi kita untu kmenunda-nunda perbuatan baikdan meninggalkan segala larangan allah swt. Kita harus segera memulai pembekalan diri dengan amalan-amalan yang baik, yang nantinya akan bisa kita gunakan disaat kita membutuhkannya. Dan bekal yang paling baik yang bisa diandalkan kelak adalah taqwa.
Allah berfirman, “berbekalah, dan sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah taqwa. Dan bertaqwalah kepada-ku, hai orang-orang yang berakal.”
sekian dulu dari nadia, semoga tulisan ini bermanfaat agar kita selalu mempersiapkan diri untuk menghadap sang pencipta.
wassalamualaikum
Allah SWT berfirman, “sesungguhnya tidak kuciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-ku” (QS Adz-Dzariyat: 56).
Kini, sudahkan kita bertanya pada diri kita bahwa tujuan kita diciptakan di dunia ini hanya untuk menyembahnya?
kali ini nadia akan menceritakan dua cerita yang akan di cabut nyawanya. mari di simak ^^
Suatu hari, sang raja bertamasya dengan diiringi para tentara dan pembantunya ke tempat peristirahatan. Ditengah jalan, ia dicegat oleh malaikat maut dalam wujud seorang lelaki berbaju kumal dan berambut kusut.
“Berhentilah!” kata malaikat maut kepada iring-iringan raja. “Aku hendak berbicara kepada raja.”
“”hari ini raja tidak mau berbicara kepada siapapun, juga kepadamu,” kata tentara sambil menghalanginya menghadap raja.
Melihat mereka terus menghalanginya, ia mengaku bahwa ia adalah malaikat maut sambil terus berjalan menghadap raja.
“aku adalah malaikat maut yang datang untuk mencabut nyawamu,” katanya kepada raja.
Tubuh raja gemetaran karena takut. Ia berkata, “berilah aku waktu sampai aku pulang ke rumahku. Akan ku kumpuulkan harta, keluarga, tentara, dan para pembantuku. Akan kucaci maki mereka karena telah menghalangiku dalam mempersiapkan diri menyambutmu, dan karena mereka telah melalaikanku dari urusan akhirat dan kewajibanku terhadap tuhanku”.
“oooh.. tidak mungkinitu!” kata malaikat maut sambil mencabut nyawanya.
Raja itupun tersungkur dari kudanya. Seketika, ia pun mati..
kemudian dalam kisah kedua , malaikat maut menemui seorang lelaki shalih.
“Assalamualaikum” ucap malaikat maut.
“wa’alaikumussalam,” jawab lelaki shalih itu.
“siapa anda?”
“aku malaikat maut datang untuk mencabut nyawamu.”
“ahlan wa sahlan,pucuk ditiba ulam tiba. Alhamdulillah,” kata lelaki shalih itu dengan waja penuh gembira.
“cepat cabut nyawaku agar aku dapat melepas beban dari kepalaku. Aku telah lama menunggumu”
“mungkin kau hendak menemui keluargamu karena aku di perintahkan untuk memberimu waktu?”
“aku tidak punya keperluan terhadap mereka. Cepat laksanakan tugasmu, aku ingin segera melihat istana, bidadari dan kedudukan yang telah disediakan allah untuk ku.”
Malaikat maut lalu mencabut nyawanya karena kasihan kepadanya. Dan ia pun mati dalam keadaan siap menghadal allah ta'ala.
Dalam sebuah hadis disebutkan, “siapa yang senang bertemu allah, allah juga senang bertemu dengannya. Siapa yang tidak senang bertemu allah, allah pun , allah pun tidak senang bertemu dengannya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Tidak satupun dari kita yang tahu kapan ajal kita akan menjempuut. Sekarang, ataupun nanti. Dan itu pasti.
Karena kita tidak tahu kapan kita akan mati, sedangkan kematian itu pasti datang, tak ada alasan bagi kita untu kmenunda-nunda perbuatan baikdan meninggalkan segala larangan allah swt. Kita harus segera memulai pembekalan diri dengan amalan-amalan yang baik, yang nantinya akan bisa kita gunakan disaat kita membutuhkannya. Dan bekal yang paling baik yang bisa diandalkan kelak adalah taqwa.
Allah berfirman, “berbekalah, dan sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah taqwa. Dan bertaqwalah kepada-ku, hai orang-orang yang berakal.”
sekian dulu dari nadia, semoga tulisan ini bermanfaat agar kita selalu mempersiapkan diri untuk menghadap sang pencipta.
wassalamualaikum